Kesekian kalinya…
Kesekian kalinya pagi disambut kelesuan
wajah
Kesekian kalinya isra’ dilalui dalam lena
Rezeki yang dipohon pembuka bicara
kehidupan
Ditutup sayu oleh penagihnya
Entah mengapa penyesalan yang bertandang
bagaikan tidak berpenghujung
Tidak memecu pengislahan kehidupan
Kesekian kalinya senyuman diukir melebih
penghadangnya
Kesekian kalinya hilaian tawa turut
menyeling
Mengharap tenang dalam ketulusan jiwa
Namun diasak kerakusan nafsu
Entah mengapa penyesalan yang bertandang
bagaikan tidak berpenghujung
Tidak memecu pengislahan kehidupan
Kesekian kalinya lagu ‘kehidupan’ dimainkan
Kesekian kalinya dendangan dinyanyikan
berentak sinis
Meskipun hidup mendamba kedamaian
Gendangan dipalu makin menggema
Entah mengapa penyesalan yang bertandang bagaikan
tidak berpenghujung
Tidak memecu pengislahan kehidupan
Kesekian kalinya tirai dilabuh mengharap
pasti
Kesekian kalinya kemenangan kelak dihajati
Riak langkah seharian terlalu tempang
Alpa diri menghisab detik
Entah mengapa penyesalan bertandang bagaikan
tidak berpenghujung
Tidak memecu pengislahan kehidupan
Apakah cukup sekadar penyesalan tanpa
penghujung?
Hanya dari al-khaliq, pena menari…
Dipohon rentak menelusuri jiwa..
Andai tidak,
Khilafku, maafkanlah..